PROPOSISI
A. Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan
Penulis menulis
makalah ini, karena ingin memaparkan dan menjelaskan, apa yang dimaksud
proposisi dan bagaimana ruang lingkup mengenai proposisi ?. Proposisi secara
garis besar merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara dua term atau juga sering disebut
sebagai kalimat berita yang menyatakan pembenaran atau penyangkalan.
Penulis juga melakukan
penulisan ditujukan untuk mengerjakan tugas mata kuliah Mantiq, yang tujuannya
sebagai bahan penilaian dalam Ujian Tengah Semester. Semoga dengan hasil
penulisan ini dapat mewakili tugas mata kuliah Mantiq, dan dapat menjadi bahan
penilaian dalam Ujian Tengah Semester.
B. Pembahasan
1. Pengertian Proposisi
Menurut Aristoteles, proposisi
adalah semacam dari kalimat. Akan tetapi tidak semua kalimat merupakan
proposisi.proposisi adalah kalimat berita yang menyatakan pembenaran atau
penyangkalan. Karena itu proposisi mengandung sifat benar atau salah. Proposisi
merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat diantara dua term, yaitu
term yang di terangkan, yang disebut subjek, dan term yang menerangkan, yang
disebut predikat.[1]
Proposisi dengan kata lain putusan
adalah akal budi terkait pembenarkan atau penolakan terhadap sesuatu. Sebagai
contoh: Ketika akal budi sedabg melakukan perbandingan antara kucing ini dengan gagasan tentang kucing Anggora. Jika ditemukan hubungan
yang saling menguatkan, maka putusannya bermakna afirmasi yakni pembenaran; kucing ini adalah kucing Anggora. Begitu
juga sebaliknya, jika ditemukan hubungan yang saling mengingkari maka
keputusannya bermakna negasi yakni
penolakan atau pengingkaranj; kucing ini
bukan kucing Anggora. Gagasan pertama inilah yang disebut subjek dan
gagasan kedua disebut predikat. Sehingga jelas bahwa proposisi adalah
pernyataan diman subjek diingkari dari predikatnya, misalnya : kucing bukan harimau. Proposisi dengan
begitu adalah kalimat deklaratif baik berupa afirmasi atau negasi.[2]
Semua proposisi adalah kalimat, akan
tetapi tidak semua kalimat merupakan proposisi. Hal ini jelas karena tidak
semua kalimat mengandung penegasan atau pengingkaran terhadap suatu gagasan.,
yang dapat disebut proposisi hanyalah kalimat deklaratif, yakni kalimat dengan
kandungan pernyataan afirmasi atau negasi.[3]
Adapun kalimat-kalimat, seperti perintah, larangan, pertanyaan, seru, harapan,
keinginan, do’a, sumpah, pujian, celaan dan keheranan tidak termasuk
kalimat-kalimat proposisi.[4]
2. Unsur-unsur Proposisi
Satu proposisi mengandung tiga
unsure, yaitu subjek; hal yang diterangkan, predikat; hal yang menerangkan, dan
hal yang mengungkap hubungan antara subjek dan predikat, yang dinamai copula; yang dalam bahasa Inggris
disebut: to be (Arab: Rabithah). Pada proposisi “semua manusia adalah mortal”, term “semua manusia” adalah bagian yang
menjadi subjek, term “mortal” adalah
bagian yang menjadi predikat, adan “adalah”
merupakan tanda yang menyatakan hubungan antara subjek dan predikat,
disebut copula.[5]
Sumaryono menegaskan ada 3 hal penting yang perlu
diperhatikan dalam setiap proposisi :
a. Pemahaman yang memadai tentang kedua jenis gagasan yang hendak kita
analisiskan.
b. Perbandingan yang tegas antar kedua gagasan, untuk kemudian kita
selidiki dan amati masing-masing isi pengertiannya.
c. Pernyataan atas pembenaran atau penolakan antar dua gagasan yang
hendak diperbandingkan atau dihubungkan.[6]
3. Macam-macam Proposisi
Dalam proposisi, predikat dihubungkan
dengan subjek. Jika hubungan tersebut tanpa bergantung kepada suatu syarat,
proposisinya dinamakan proposisi kategoris (al-qodhiyah
al-hamliyah). Jika hubungan antara subjek dan predikat itu berdasarkan pada
suatu syarat tertentu, proposisinya disebut proposisi kondisional (al-qadhiyah al-syartiyah).[7]
Adapun penjelasan mengenai kedua macam proposisi tersebut
ialah :
- Qadhiyah hamliyah (proposisi kategoris)
Qadhiyah hamliyahadalah sesuatu qadhiyah yang
di dalamnya terdapat penyadaran (hamlu) satu
sisi pada sisi yang lain, baik berbentuk kalimat positif (ijab) atau negative (salb).
Sisi atau bagian yang dihukumi (mahkum
‘alaih) dan terletak di awal qadhiyah
disebut mawdhu’, dan sisi yang
berisi hukum (mahkum bih) dan
terletak di akhir qadhiyah disebut mahmul.
Qadhiyah hamliyah diklasifikasikan menjadi dua macam :
1.
Qadhiyah Hamliyah kulliyah (universal)
b.
Qadhiyah syartiyah(proposisi
hipotesis)
Adalah suatu qadhiyah
yang di dalamnya memuat hukum yang berbentuk pengkaitan (penggantungan)
satu sisi pada sisi yang lain, atau berbentuk saling meniadakan (menafikan)
antara kedua sisi, baik berbentuk kalimat positif (ijab) atau negatif (salb).
Qodhiyah syartiyah dikelompokkan lagi menjadi dua macam :
1.
Qadhiyah syartiyah muttashilah (menghubungkan)
Adapun pendapat lain mengenai macam proposisi, menurut
Aristoteles terbagi menjadi empat, yaitu :
1.
Proposisi Universal Afirmatif
Ialah proposisi yang subjeknya berupa term universal dan
predikatnya membenarkan seluruh subjeknnya.
2.
Proposisi Universal Negatif
Ialah proposisi yang subjeknya berupa term universal dan
predikatnya menyangkal seluruh subjek.
3.
Proposisi Partikular Afirmatif
Ialah proposisi yang subjeknya berupa term partikular dan
predikatnya membenarkan sebagian subjeknya.
4.
Proposisi Partikular Negatif
Ialah proposisi yang subjeknya berupa term partikular dan
predikatnya menyangkal sebagian subjeknya.[10]
Kesimpulan
Semua proposisi adalah kalimat, akan tetapi tidak semua kalimat
merupakan proposisi. Hal ini jelas karena tidak semua kalimat mengandung
penegasan atau pengingkaran terhadap suatu gagasan., yang dapat disebut
proposisi hanyalah kalimat deklaratif, yakni kalimat dengan kandungan pernyataan
afirmasi atau negasi.
[1]Zainun Kamal. 2006. IBN TAIMIYAH
VERSUS PARA FILOSOF.Jakarta. RajaGrafindo Persada. Hlm 24
[2]Aliet Noorhayati S. 2015. Pengantar
Logika. Cirebon.
Confident. Hlm 16-17
[4]Zainun Kamal. 2006. IBN TAIMIYAH
VERSUS PARA FILOSOF.Jakarta. RajaGrafindo Persada. Hlm 24
[5]Zainun Kamal. 2006. IBN TAIMIYAH
VERSUS PARA FILOSOF.Jakarta. RajaGrafindo Persada. Hlm 25
[6]Aliet Noorhayati S. 2015. Pengantar
Logika. Cirebon.
Confident. Hlm 18
[7]Zainun Kamal. 2006. IBN TAIMIYAH
VERSUS PARA FILOSOF.Jakarta. RajaGrafindo Persada. Hlm 27
[8]Darul Azka Nailul Huda. 2013. Sulam
al-Munawaroq. Kediri.
Lirboyo Press. Hlm 65-66
[9]Darul Azka Nailul Huda. 2013. Sulam
al-Munawaroq. Kediri.
Lirboyo Press. Hlm 65
[10]Zainun Kamal. 2006. IBN TAIMIYAH
VERSUS PARA FILOSOF.Jakarta. RajaGrafindo Persada. Hlm 28-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar